Tentang Karst
Karst adalah bentang alam yang terbentuk di batuan karbonat yang menghasilkan bentukan-bentukan khas seperti cekungan tertutup, bukit-bukit karst, gua, dan sungai bawah tanah. Karst dipandang sebagai sebuah kesatuan ekosistem, yang terdiri dari eksokarst (kenampakan permukaan), dan endokarst (kenampakan di bawah permukaan).

Karst di Menoreh
Kawasan karst Menoreh terbentuk pada formasi batugamping Jonggrangan yang berumur miosen, terletak di perbatasan antara Kabupaten Kulon Progo (Daerah Istimewa Yogyakarta) dan Kabupaten Purworejo (Provinsi Jawa Tengah). Berada di ketinggian 650-800 meter di atas permukaan laut, kawasan ini merupakan salah satu karst tertinggi di Pulau Jawa. 

 

Kawasan karst di Menoreh kurang lebih seluas 15 km2, membujur dari utara ke selatan. Bagian utara dan bagian selatan berbukit-bukit, sementara bagian tengah relatif lebih landai. Bagian timur dan barat dibatasi tebing-tebing curam, salah satunya tebing Kelir yang tingginya mencapai puluhan hingga ratusan meter. Kerucut karst umumnya memiliki punggungan terjal dan di antara kerucut seringkali ditemukan cekungan (doline) curam. Sebagian cekungan berakhir di gua, sementara beberapa yang lainnya berupa retakan-retakan yang tertutup tanah.

Berbeda dengan kawasan karst lainnya yang biasanya gersang dan tandus, kawasan ini tertutup oleh vegetasi yang relatif rapat. Vegetasi tersusun dari tanaman kebun rakyat, hutan produksi di lahan  Perhutani, hingga hutan sekunder di beberapa lokasi. Lapisan tanah (top soil) yang tebal mendukung aktivitas masyarakat di sektor pertanian dan perkebunan, sehingga mereka bergantung pada
sektor ini.


Nilai Penting Karst di Menoreh

Aspek hidrologi

Pegunungan Menoreh merupakan zona tangkapan hujan bagi wilayah di sekitarnya. Keberadaan karst menyokong fungsi kawasan ini sebagai penampung cadangan air, ibarat reservoir raksasa. Kawasan karst memiliki karakteristik batuan dengan banyak rekahan dan pori-pori halus. Sungai permukaan jarang ditemukan di karst karena air hujan langsung meresap ke dalam rekahan dan membentuk sistem sungai bawah tanah.

Aspek geologi
Batuan karbonat sebagai tempat terbentuknya fenomena karst merupakan hasil pengendapan material yang terjadi jutaan tahun yang lalu. Proses-proses karstifikasi menghasilkan bentukan-bentukan alam yang sangat unik dan menjadi bagian dari kekayaan fenomena geologis. Mineral geologi dalam kawasan umumnya bervariasi dan beberapa di antaranya menghasilkan fenomena luar biasa, seperti endapan kalsit, dan berbagai ornamentasi dalam gua.

Aspek biologi dan ekologi 
Keanekaragaman hayati kawasan Karst Menoreh masih belum sepenuhnya terungkap, namun data yang tersedia barangkali telah menunjukkan keistimewaan kawasan ini. Setidaknya 99 jenis burung tercatat di Desa Jatimulyo (Taufiqurrahman et al. 2019).

Karst merupakan habitat yang spesifik, sehingga ekosistem di dalamnya pun memiliki karakteristik yang spesifik pula. Gua sebagai suatu ekosistem endokarst memiliki nilai biologis yang tinggi. Seringkali ekosistem gua menyumbangkan kekayaan fauna endemik. Demikian pula di Menoreh. Penemuan laba-laba buta Amauropelma matakecil di kawasan ini menjadi salah catatan penting perkembangan biospeleologi di Indonesia.

Aspek arkeologi dan paleontologi 
Gua Seplawan untuk saat ini diketahui sebagai gua di Menoreh yang memiliki situs purbakala. Ditandai dengan penemuan arca emas dan Lingga dan Yoni menjadikan gua ini salah satu situs arkeologi yang penting. Selanjutnya baru-baru ini juga dilaporkan temuan fosil tulang hewan purba di Gua Nguwik. 

Aspek sosial-budaya
Kekayaan budaya di Menoreh menjadi salah satu aspek yang harus diperhitungkan dalam pengelolaan ke depan. Akar budaya masyarakat jawa sangat dekat dengan kearifan lokal. Mereka memiliki mekanisme tersendiri dalam menjaga keharmonisan dengan alam. Misalnya saja adanya aneka upacara adat.